PROMISE

Dan sms2 itu berdatangan…

“Assalamu’alaykum..Ojie, qq, ifa, mba hae, husni… Insya Allah siang ini kami sekeluarga berangkat umrah..  🙂 Mohon maaf kalau selama ini aku banyak salah.. Mohon doa juga supaya berkah dan membawa kebaikan buat semuanya.. Menyayangi kalian ^^”

“Mba husni jdwl ramadhan udh pnh blm? Kl mb husni bkenan, ak mau minta tlg. Gmn?”

“Skarang TPA nya di masjid at-taqorub, klo sore masi ada wktu kapan fit..?”

“………..tlg diminta knfirm ya yg stndby di mgu ke2 ramadhan siapa?”

“bsk mau ngadain buka di panti asuhan..”

“silahkan langsg dtg di rumah thfidz, sdh ad wcana utk asrama akhwat, nnti bs dpt info lgs”

“jangan lupa qur’annya y amah..miss u”

“inginnya sih dr mgu ke2 skalian persiapan utk mnyambut ramadhan..”

“mbak besok ada kerja bakti mushola.. dateng ya”

 “…………………………………………………………………………..”

Sms2 diatas terus berguliran masuk di inbox hp, dan yang sejenis dengannya bertaburan di inbox saya. Mulai dari tausiah, doa, agenda.. semuanya untuk menyambut Ramadhan. Sementara itu saya masih saja seperti ini, heboh dengan aktivitas dan makin gak bisa prioritas. DUA PULUH TIGA HARI LAGI dan saya masih seperti ini!!! Apa harus kembali kehilangan momentum? Harusnya bukan menunggu momentum. Tapi menciptakan momentum! Apa yang sudah saya siapkan? Novel? Karya tulis? Skripsi? Kerjaan? Atau sibuk mikirin mau jalan-jalan kemana pas liburan???

Lagi-lagi, mudah dibuai perkara dunia.

Harusnya, sujud di sepertiga malam itu semakin panjang.. Komat-kamit baca Qur’an itu tidak hanya sampai di tenggorokan..  Baca terjemahan Qur’an bisa meningatkan… Uang untuk sedekah mulai banyak disisihkan.. Tempat2 i’tikaf sudah terjadwal di hari2 perpisahan.. Dan tentu saja, hafalan itu seharusnya makin sering diulang…

Harusnya. Seharusnya!!!

Fiuhhh… Yuk, qt siapkan diri dengan amalan terbaik, untuk menyambutnya..

MARHABAN YA RAMADHAN …. 🙂

PS:

Dear reader (if any ^^) Hereby, I promise to not activate my twitter account,YM, and my blog. Lamentably, I can’t deactivate my Fb account.. I really hope I can. I hope… I can.. (I hate this dependency anyway). Thus, if u have any business with me, do not hestitate to contact me via email (especially my bro&sist, don’t wait my sweet posts anymore till the end of Ramadhan , hahaha *telpon donk bro,sist.. modal dikit =__=).

 BYE2… See u in Aidil Fitri edition 🙂

INSYA ALLAH.. Amin

-ditulis sambil dengerin Haddad Alwi feat Anti ‘Marhaban ya Ramadhan’-

RAMADHAAAAnn… I”M COMING!!!!!!!!!

Ramadhan Returns!

Ramadhan Returns!

 

Ramadhan bulan Al-Qur'an :)

Ramadhan bulan Al-Qur'an 🙂

PDKT Afterglows.. (2nd day)

Hari ke-2!

Hmm, yah, jam 3 kami udah mulai bangun, dimulai dengan QL (Qiyamul Lail), dst sampe kultum Shubuh.

Singkat cerita acara untuk sesi materi baru dimulai pukul 08.00, setelah kita makan, dst..Dan inilah yang ditunggu-tunggu!

Tarraaaa….

“PELATIHAN MENULIS EMPATI”

Baru kali ini saya ikut pelatihan menulis sehebat ini (ya iyalah.. orang ini pertama kalinya saya ikut latihan kepenulisan =.=’)

Dalam 4 jam itu perasaan kami dikocok2 habis!

Mulai dari 1 jam pertama, paradoks itu terjadi. Judul sesi ini adalah “EKSPLORASI IDE” diisi sama mba Rara (Pendidikan Akuntansi USD). Saat itu kami bisa menangis tiba2.. diiringi instrument musik yang sedih2 dan imajinasi yang kami bayangkan semua peserta menangis! Menangis sambil menulis… (saya dan teman samping saya menghabiskan berlembar-lembar tissue), tak hanya yang akhwat, yang ikhwan semuanya nangis! Habis itu kita diminta untuk cerita yang ditulis.. (dan di sesi ini kami masih bercerita sambil menangis..). Hmm.. begini rasanya menulis dari hati.

Tak lama setelah itu masih di sesi ‘eksplorasi ide’, kami diminta mengimajinasikan hal2 yang menyenangkan! Dan lagu nya langsung diganti yang seneng2, yang riang. Kami disuruh senyum! Ketawa, dan melupakan menit2 sebelumnya saat kami menangis deras. (Errr.. bnar2 mengocok perasaan saya), tapi entah karena terbawa suasana atau bagaimana ya saya lupa sama sedihnya, terus senyam senyum sendiri. Dan sama seperti menit sebelumnya, kami diminta menceritakan cerita menyenangkan itu. Dan sesi ini berakhir heboh luar biasa dengan cerita dari mas Taufik. Begini beliau berkata, ”Pengalaman paling menyenangkan bagi saya… adalah ketika… lamaran saya.. diterima.. oleh wanita yang sekarang menjadi isteri saya … (Wooooohhh… berhubungan seisi ruangan itu keliatannya pada belum nikah semua, akhirnya GALAU KABAR pun terjadi, sorak sorai, dan yah.. u know lah~.~). Dan cerita ini berakhir indah dengan cerita kelahiran anak beliau yang sekarang sudah berusia 1 tahun (wah.. kami punya ponakan :D). Cerita beliau diakhiri dengan tepuk tangan yang riuh dari peserta dan panitia. Dan FLP sukses mempesona saya di awal hari keduanya.

Sesi kedua adalah “MEMILIH IDE”, diisi sama mba Flo (HI UGM, bener gak ini?kayaknya sih bener). Suka juga sama sesi ini, ada gambar2 dan kita memilih gambar mana yang akan menjadi inspirasi ide untuk tulisan kita. Ada banyak gambar dan pilihan saya jatuh pada Gunung Fujiama Jepang. Tentu saja karena saya suka naik gunung,  dan akan lebih mudah menulis kalau membayangkan sesuatu yang pernah anda lakukan. Pas angkat tangan saya celingukan, eh.. akhwat nya hanya saya?? Oh.. beruntung, rima, temen sebelah saya mengacungkan jari juga. Dan kami berkumpul dengan pemilih gambar yang sama, waktu itu ada 3 ikhwan dan 2 akhwat (termasuk saya) memilih gambar tersebut. Dan kita diminta membuat cerita  dari gambar tersebut.  Ah… saya jadi ngerasa geli sendiri kalau inget cerita yang kami bikin, kartun, konyol.. dan segala ketidakmungkinan terjadi dalam cerita kami, mulai dari kera sakti, doraemaon, sailormoon, digimon pun masuk dalam cerita karangan kami. Haha.. meski akhirnya saya rada menyesal, cerita ini kok kurang nilai ya.. padahal kan harusnya menulis itu penuh makna. Tapi it’s oke lah, buat pelajaran.

Oke… sesi selanjutnya adalah “MENGEMBANGKAN IDE”. Oh well, dari awal mas Whisnu (Pertanian UGM, bener ga sih? kayaknya sih iya) ini maju ke depan, saya yakin seyakin-yakinnya kalau beliau pasti orang yang cinta komik, manga, anime dan lain-lain. Dari gaya guyonan, dan cara bicaranya terdeteksi jelas (hehe, sotoy sekalii saya). Tapi belum tau juga sih, bisa dikroscek kapan2 🙂 Berhubung saya juga suka komik dan sodara2nya, guyonan dan gaya tingkahnya bikin ketawa juga. Ini sesi yang penting bin rumit bagi saya, sayang seribu sayang waktunya tinggal sedikit.. jadi kurang eksplor di bagian ini, mana pas itu lampunya mati pula. Tapi meski begitu, saya suka sesi ini, bagus.. 😀

Oke sesi pelatihan menulis empatik diakhiri dengan “ke-alayan” panitia. Ehmm.. bagian ini RAHASIA, kalau ingin tahu daftar FLP saja! Pokoknyaaa… mantaafff! Two thums up buat panitia, ide gilanya sangat kreatif! 😀

Oke..acra selanjutnya adalah pengumuman2.. mulai dari ‘kewajiban’ kami untuk mengumpulkan karya tiap minggunya sebelum hari Sabtu jam 12.00, sampai pengumuman2 lain seperti peserta ikhwan, akhwat terbaik, kliping terbaik, kliping terburuk, surat cinta paling romantis, surat cinta paling simple.. dan berikut ini orang-orang kurang mujur yang dapet medali permen siang itu.

Peserta ikhwan terbaik diperoleh oleh Uman, akhwatnya.. err..saya (how come??), kliping terbaik (nay dan saya…heu, kerja begadang saya manfaat juga), kliping terburuk, hahai.. luqman (lah masih ‘mreteli’, alias belum dijilid, haha). Surat cinta teromantis Wimas (suit..suit… 😀 ), yang tersimple uman (benar2 simple, cuma pke kertas secuil, dan tulisan beberapa baris =.=’). Dan lalu pemilihan ketua angkatan FLP 13, untuk yang ikhwan yang kepilih ustadz Salim A. Fillah versi kami, ahaha.. ya, siapa lagi kalau bukan Rizal. Lalu yang ketua akhwatnya, err…. saya (dengan mengibarkan bendera putih tanda menyerah akhirnya saya bersedia T.T). Lalu acra diakhiri dengan penampilan“Teater Pena” yang keren luar biasa!!! Malahan si Wiwin sampai nangis pas nonton drama nya (hehe, meski saya bingung bagian mana yang semengharukan itu, bagus sih iya, banget, tapi mungkin karena efek mengantuk, saya ga terlalu kebawa emosi).

Oh Well itulah sesi ke-2. Seruuuu.. sekali. Makanya tahun depan daftar FLP gan! Dijamin, ilmunya berjibun sekaliii.

Punya keluarga dan komunitas baru.. rasanya bikin hidup lebih hidup. Apalagi menyenangkan sekali begini. Semoga tahun ini kami bisa bikin karya yang manfaat, atau bahkan bikin buku. Amiinn… 😀

PDKT Afterglows.. (1st day)

Hanya dua kata yang bisa menggambarkannya: LUAR BIASAAAAA…!! T.T (saya sampai terharu-halah).

Yah, apa itu PDKT. Ada baiknya baca dulu postingan saya sebelumnya.

Oke, saya mungkin akan berbagi tentang apa yang saya dapatkan di sesi2 materi dalam postingan lain, and now.. as usual, I have many stories to share.

Mulai dari pagi hari, saya belingsatan berangkat ke Balairung UGM, panitia minta semuanya kumpul, jam 06.30 pagi.. padahal jam 6, saya masih gunting2 and nyobekin kardus2 buat jadi cover kliping (belum siap2, belum packing, dan belum2 lainnnya..). Err.. akhirnya saya telat kumpul, skitar jam 06.40 saya sampe. Dan u know what, baru ada 1 biji peserta yang dateng….

Ahhh.. padahal saya laper banget dan ini sekian kalinya saya tidak makan jatah sarapan saya di pondok (kan sayang uangnya ).  Selain itu, saya juga didera rasa kantuk yang amat sangat, mata saya membiru. Efek begadang sampai jam 2 untuk bikin kliping. Sebenernya saya udah nyiapin dari pagi, kek gunting2.. dst, tapi malamnya malah saya latian gitar, sampai kapalan, rencananya persiapan buat haflah (pentas seni) besok, meski akhirnya saya nggak jadi gitar karena satu, dua hal.

Tapi saya tetep seneng sih. Rasa penasaran saya sama acara ini lebih mendominasi ;D

Materi pertama diisi sama penulis buku best seller..  Bapak Sholihin Abu Izzudin. Buku2 bliau yang best seller diantaranya, “From Zero to Hero, The Way to Win, Happy Ending Full Barokah, dll”. Menyenangkan, acaranya bagus, dan menggugah. Buktinya, saya tidak “tertidur”. Mengingat konsisi cuaca, angin, perut..sudah jadi kombinasi sempurna untuk mimpi indah pagi menjelang siang itu. Kata-kata yang sangat mengena buat saya, dan saya tulis gede2 di buku catetan saya ini:

“Tulisan yang baik bukan untuk meyakinkan orang sama apa yang kita tulis, lebih dari itu, tulisan yang baik adalah tulisan yang MELIBATKAN”

Sama kata2 ini:

“Royalti terbesar adalah ketika tulisan kita bisa mengajak orang pada hidayah ALLAH”.

Hbis itu.. waktu yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh elemen tubuh saya. MAKAN. ;D Saya lapar pangkat 100.. ~.~ Alhamdulillah.. makanannya cukup bergizi, jadi, kebutuhan pangan saya terpenuhi dengan baik siang itu. Habis itu tentu saja, langsung sholat.

Siang. Masuk ke materi kedua. Alamak.. setan udah bergelayutan disetiap ujung bulu mata saya, ngajak biar terkatup kedua-duanya. Parahnya saya lupa gak bawa permen atau yang semacamnya. Beruntung, moderatornya menyelamatkan karir kepenulisan saya (halah) karena bikin saya nggak terlalu ngantuk dengan ice breakingnya, jadi saya tetep dapet asupan ilmu menulis siang itu. Materi ini diisi sama Pak Sudaryanto, alumni FLP angkatan.. berapa ya? Lupa. Intinya tentang: “Kenapa Harus Menulis?” Banyak ilmunya, tentu saja. Mulai dari sharing beliau tentang artikel yang ditolak selama setahun penuh oleh KOMpas. Dan berakhir happy ending di tahun berikutnya, yak! Apalagi kalau bukan diterima.

Ehm.. saya jadi tambah semangat pengen nyoba ngirim ke koran nasional. Sejauh ini karya saya baru dipublish di jurnal internasional (hahahaa… gayamu hus!). Di publish karena emang Karya saya lolos konferensi. Tapi rasanya lebih susah nembus Kompas, Tempo, atau media nasional lainnya. Mungkin karena efek belum mencoba, jadi inferioritas berlebihan begini.

Salah satu hal baru yang saya dapatkan siang itu adalah perbedaan cara pembayaran untuk seorang penulis. Ada yang namanya beli putus, dan ada juga yang namanya royalti. Kalau beli putus, karya seorang penulis dihargai saat pemberian naskah penulis pada penerbit, jadi fee yang diberikan dihitung berdasarkan ‘harga’ perhalaman dikali jumlah halamannya. Jadi proses  pembayaran seperti ini hanya terjadi di awal perjanjian. Penulis ngasih karya, lalu feenya dibayarkan saat itu juga. Neat. Sedangkan pembayaran dengan cara royalti, penulis akan memperoleh ‘bayaran’ per 3 bulannya sesuai dengan laporan tentang berapa eksemplar bukunya laku terjual. Sistem royalti berlaku seumur hidup, bahkan bila masih terus menjadi best seller bukunya sementara sang penulis sudah tiada, royalti bisa diberikan pada orang yang mewarisi atau keluarga terdekat sesuai permintaan penulis. Wow.. jadi kepikiran untuk memasukkan salah satu ‘kriteria’ calon suami: bisa jadi penulis best seller, HAHAHA..

Sore. Waktunya haflah. Nasib saya agak suram kalau tidak bisa dibilang sangat buruk pas haflah.

Kelompok lain keren2!!!!Errr.. saya sendiri paling suka dengan penampilannya Wiyat dengan tembang Sinom yang dibaca selayaknya puisi, dan tentu saja.. peran setan dalam dramatisasi puisi kelompoknya ini, siapa itu yang ikhwan namanya saya lupa. Pokoknya suka aja pas bilang “Orrrraaaa isssoooo” , sambil diucapkan kayak gendruo (red. setan). Mantap jaya! 😀 Slain itu saya juga suka dengan drama kelompoknya si JE, yang pas itu sendiri dia berkostum balutan koran (kek mumi gitu loh, tapi buntelannya pake koran =__=’), yang mengibaratkan nasib pers yang dulu dan sekarang. Hmm, analogi dengan manusia berbalut koran itu cukup menarik perhatian saya.

Nah, bagaimana dengan kelompok saya? Ah, malu lah. Pas kumpul rapat dulu sebenernya saya ingin usul dramatisasi puisi juga, supaya hidup, tapi pas itu Rima usul untuk nggubah lagu (bener gak rim?), dan sepertinya ide yang cukup bagus juga, finally.. kami nampilkan musikalisasi puisi.. Kalau ide saya sendiri sebenernya berhubungan dengan nama tim. Pandhawa Islam nama tim kami, jadi konsep ceritanya semua tim itu laki2, saya dan temen akhwat akan berperan sebagai laki2. Dalam imajinasi saya, dramanya akan berkisah tentang para ksatria Pandhawa yang mutung untuk menjaga keamanan negeri Indonesia, karena merasa tidak dihargai. Akhirnya kelima ksatrian memutuskan untuk berpencar di seluruh pelosok dunia, dan menjadi ksatria di sana, dimana saja asal bukan Indonesia. Ada yang di Amerika (terus nanti ada yang berperan sebagai patung liberty, haha ;D ), ada yang di Jepang, di Mesir, dll. Namun pada akhirnya mereka sadar bahwa bagaimanapun juga Indonesia adalah negara yang paling ingin mereka jaga. Akhirnya kelima Pandhawa kembali ke Indonesia,namun sayang seribu sayang, negeri tercinta ini kacaunya bukan main, seperti negara habis perang. Ini sebenernya sejenis analogi tentang bagaimana bangsa kita banyak yang lebih merasa dihargai di luar negeri, dan ‘lupa’ untuk membangun negerinya sendiri. Ah, ide ini, belum terealisasi, tapi nggak apa.. semoga masih ada hari esok di FLP. Insya Allah. 🙂

Malam hari. Yah.. acara utamanya menurut saya adalah saat membangun rumah harapan kami di FLP.  Banyak yang bisa membuka diri, bahkan kami jadi tau bahwa salah satu diantara kami ada yang menjadi salah satu korban kerusuhan Poso, dan oleh karenanya kisah kehidupan di Jogja terasa begitu manis baginya, terlebih ketika masuk FLP, rasanya bahagia, begitu katanya.. Mantap! Ini cara yang bagus untuk membangun sense belonging anda terhadap organisasi. ^__^

Malam pertama kami diakhiri dengan acara game dan kado silang. Entah senang atau sedih, saya dapat lipatan kertas origami yang ditulisin “Maaf saya belum bawa kado. Besok, saya kasih buku ya!”. Lalu dikasih CP mbak2nya. Heuuu. haha

Any way, first day was dazzling. FLP.. mempesona saya. 🙂

Dan sepertinya akan terus begitu. Semoga 🙂

(to be continued..)