Tentang Ujian

Ujian bukanlah saat seseorang bertemu hal-hal yang belum ia ketahui. Bukan pula tentang kesulitan seseorang saat dihadapkan pada hal-hal yang ia memiliki kekurangan padanya. Seperti halnya ujian-ujian sekolah. Ujian hanya akan diberikan setelah seorang murid mendapatkan ilmu yang cukup dari gurunya.

Bertemu dengan hal-hal yang belum kita ketahui, lalu kita merasa susah karenanya, bukanlah sebuah ujian. Itu kita sedang belajar. Berhadapan dengan hal-hal yang kita merasa kurang, bukan berarti kita sedang diuji, tapi kita sedang diajari. Meski tentu saja, ujianpun adalah bagian dari pembelajaran itu sendiri.

Namun jika dihubungkan dengan kehidupan, begitulah ujian dalam kehidupan. Ia tidak terjadi pada hal-hal yang kita sukar berhadapan dengannya. Ujian terjadi pada hal-hal yang kita sudah ‘merasa’ mengerti tentang perkara itu atau ‘merasa’ kuat tentangnya. Kita sedang diuji, sungguh-sungguh mengertikah kita? Benar-benar kuatkah kita?

Kalau sudah begitu, barulah kita sadar bahwa mungkin kita sudah menjadi sombong, atau sedikit sombong. Siapalah kita sehingga merasa kuat dan paling mengerti tentang ini dan itu. Allahlah yang begitu baik pada makhluk-Nya sehingga menitipkan sedikit kebaikan untuk membuat kita menjadi paham, dan bertahan untuk terus kuat.

Maka mohonlah pada Allah agar terus diberi kekuatan untuk menjalankan apa-apa yang telah kita pelajari. Agar diberi kepahaman yang dalam, serta diberi kekuatan… untuk terus bisa mempertahankan berbagai macam hal yang telah berusaha kita jaga selama ini. Karena kemana lagi kita meminta selain pada Dia Sang Pemilik Kekuatan?

Ya Allah, maafkan kami.. T.T

Rabbana la tuzigh qulubana ba’da id hadaitana wa hab lana min ladunka rahmah innaka antal wahhab (QS. Ali Imran:8)

(Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).