WORthy

Habis baca sms dari seseorang, dan merasa begitu banyak kebetulan yang sama yang terjadi di antara kami. Mau saya ceritain sedikit lah soal orang ini.^^

Kami tidak satu almamater, tidak satu organisasi, tidak juga satu asrama, apalagi satu orangtua. Tapi entah kenapa, bisa akrab, lalu berteman dekat. Begitu kata orang2 yang melihat, karena kami sering tertangkap pergi kajian bareng, atau kemana bareng. Meski usia kami terpaut 2 tahun (tapi 1 angkatan sih).

Bahkan tidak jarang yang bilang “jangan2 kalian satu halaqoh ya…”.

Haha, dan kami cuma bales sambil nyengir kuda. Satu halaqoh? Mana bisa.. kalau dicari-cari ujung pangkalnya saya tidak satu kabupaten dalam daftar per-halaqoh-an. Saya kota, dia Sleman, meski pondok saya masuk Sleman (katanya sih).

Ketemu pertama kali di Malang, pas ada konferensi internasional Psikologi Islam, dia dan saya sama-sama presentasi. 

Sedikit narsis lewat cerita, entah kenapa tapi saya sering bisa merasa dekat dengan orang saat pertama kali ngobrol sama mereka atau melihat ‘mereka’ untuk pertama kalinya. First impression ya mungkin istilahnya. Dari jaman SMP rasa-rasanya. Pas pertama kali kenalan, biasanya saya mbatin “kayaknya bakal deket sama orang ini”. Haha, sok tau sekali. Mungkin ini hasil sugesti. Apa anda juga pernah begitu?

Tapi kalau di kasus saya bener lho.. rata2 memang jadi deket. Mungkin sudah ngerasa ada yang cocok sejak pertama ketemu ya. Tapi tidak semua kasus pertemanan seperti itu sih, banyak juga yang dari gak kenal, terus jadi akrab banget. Atau mungkin dari persaingan, justru malah jadi temen juga.

Usut punya usut ternyata saya dan teman saya yang diceritakan di atas punya banyak kesamaan. Sama2 berdarah Padang, tapi tidak merasa punya kampung halaman di sana. Punya beberapa idealisme yang sama. Sama2  menjadi ketua kelompok studi fakultas di kampus masing2 (meski dalam kasus saya, pada akhirnya jabatannya dikasi ke laki2 yang jml suaranya ada di bawah saya, karena tidak mau durhaka sama laki2..haha #ngarang), terus saya dan dia sama2 hidup di PPMi (pondok pesantren mahasiswi) dia di DS, saya di RP. Lalu apa lagi ya, ternyata banyak kesamaannya. Dan ada juga perbedaannya beberapa.

Tapi belakangan saya baru benar-benar sadar, habis dikasih hadiah kecil tapi luar biasa besar nilainya. Saya dikasih hadiah mushaf Usmani, yang udah niat mau saya beli karena punya saya Al-Qur’an terjemahan Syamil biasa, bukan mushaf Usmani. Dan ada note kecil di hadiah itu, dan perasaan saya jadi terharu gimana kalau tiap mau baca Qur’an dan buka halaman depannya.

Ukhuwah Islamiyah itu indah
Ukhuwah Islamiyah itu indah

“Bersaudara lewat Al-Qur’an”

Terdengar indah sekali bukan? Semoga saja terus begitu… Amiinn. Karena kalau saya ingat2, saya memang kenal dia pertama kali karena Al-Qur’an.

Uhibukki lillah yurimin (a.k.a yurisa ^^)

PS: Semoga yang bersangkutan tidak baca, atau kalau baca, kalau pas kami sudah jauh2an saja..haha..

*Ngantri di bank B*I.. sudah hampir 1 jam..
masha Allah, ramenya.

9 thoughts on “WORthy

    • ho’oh to, nek dulu prnah baca pas kul psi sosial bab hubungan interpersonal, prshabatan, dll.. org bisa begitu krn “hallo effect” pas pertama gmna.. slh satu hsil pnelitian pak sopo aku lali trnyata kehangatan itu yg paling mpengaruhi ksan pertama. cubo wae diinget2 nek kasusmu orgnya ‘hangat’/ tdk.
      tapi masalah e ak yo tau ktemu awal dicueki karo uwong+di sinis i.. tpi berhubung ak pernah liat sisi baiknya jdi malah geli, dan makin seneng nek di sinis i. soalny mgkin itu cara dy menutupi keterlalubaikan nya. jdi kusimpulkan saja. semuanya tergantung TAKDIR. +_________-

  1. hahahaha…. ngakak aku baca yg ini… apalagi endingnya… sumpah agak “jijik’i” tapi nice kok…. siippp.. keep posting ndug…. 😛

    • apanya yang bikin ngakak.. -________- dan bagian mana yang “njijiki”, Zzzz. ini blog ku lolos sensor kok… well mungkin bener men are from mars, women are from venus :), different paradigm.

Leave a reply to husni fithri Cancel reply